Senin, 19 Maret 2018
SUMPAH PEMUDA DALAM BINGKAI BHINNEKA TUNGGAL IKA
SUMPAH
PEMUDA DALAM BINGKAI BHINNEKA TUNGGAL IKA
Perubahan di berbagai
belahan dunia banyak dipelopori oleh pemuda. Negara Kesatuan Republik Indonesia
lahir karena adanya sikap dan komitmen pemuda untuk berbangsa satu dan bertanah
air satu, Indonesia. Komitmen untuk berdirinya bangsa dan tanah air Indonesia
dibacakan para pemuda dalam Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Sumpah Pemuda
menjadi sangat penting dalam sejarah bangsa Indonesiakarena telah menjadi
penegas arah perjuangan bangsa Indonesia. Pemuda Indonesia memiliki perannya
yang sangat penting dalam mencapai kemerdekaan, kita sebagai generasi penerus
sudah seajarnya dan wajib untuk meneruskan perjuangan para pemuda, dalam
mempertahankan kemerdekaan. Kali ini, kita akan mempelajari dan membangun
komitmen terhadap Sumpah Pemuda.
Sumpah
pemuda merupakan intisari dari isi putusan kerapatan pemuda-pemudi Indonesia
atau yang dikenal dengan Kongres Pemuda I dan Kongres Pemuda II. Melalui hasil
kongres itulah kita bisa mengetahui makna dari satu tanah air, satu bangsa, dan
satu bahasa, yakni Indonesia yang kemudian dikenal dengan nama Sumpah Pemuda.
Sumpah Pemuda dibacakan pada tanggal 28 Oktober 1928 yang merupakan hasil
rumusan dari Kongres Pemuda II Indonesia yang hingga kini setiap tahunnya
diperingati sebagai Hari Sumpah Pemuda. Kongres Pemuda I diadakan di Jakarta,
pada tanggal 30 April-2 Mei 1926. Di kongres itu, mereka membicarakan mengenai pentingnya
persatuan bangsa bagi perjuangan menuju kemerdekaan. Pada tanggal 27-28 Oktober
1928, para pemuda-pemuda Indonesia kembali mengadakan Kongres, yakni Kongres
Pemuda II. Pada Kongres Pemuda II tepatnya pada tanggal 28 Oktober 1928 itulah
diambil keputusan satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa, yakni Indonesia.
Itulah sebabnya walaupun dalam putusan tersebut tidak ada kata yang sudah
diikrarkan dan sumpah pemuda, tetapi karena isi dari keputusan itu mengandung
makna sumpah maka peristiwa tersebut sampai sekarang terkenal dengan Sumpah
Pemuda dan diperingati sebagai hari Sumpah Pemuda.
Sumpah Pemuda merupakan babak baru bagi perjuangan bangsa
Indonesia kaena perjuangannya yang bersifat lokal kedaerahan berubah menjadi
perjuangan yang bersifat nasional.
Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 bukan hanya mendorong para pemuda
untuk meraih kemerdekaan, tetapi juga meyakini dan juga memperjelas bangsa
Indonesia sebagai sebuah Negara. Sumpah Pemuda telah menjadi jiwa dan semangat
yang terus ada didalam hati para pemuda. Kemudian, para pemuda membuat komitmen
untuk senasib sebagai satu bangsa, satu tanah air yang pertama-tama ditandai
dengan disepakatinya bahasa Indonesia.
Organisasi kepemudaan di Indonesia yang tidak berlatar
belakang suku dan kedaerahan adalah Perhimpunan Indonesia. Perhimpunan
Indonesia paling semangat mengumandangkan persatuan bangsa Indonesia di
Belanda. Perhimpunan Indonesia beranggotakan para pemuda dari berbagai
organisasi pemuda dan adanya keinginan pemuda untuk bersatu, para pemuda
menghimpunkan dirinya dalam Kongres Pemuda.
Contoh
organisasi pemuda yang bergerak untuk mewujudkan cita-cita Indonesia merdeka
adalah Budi Utomo. Pada tahun 1908, bangsa Indonesia mulai bangkit. Berdirinya
Budi Utomo mendorong bermunculannya organisasi pemuda, sebagai berikut:
1.
Trikoro Dharmo (TK)
2.
Jong Sumatranen Bond
3.
Jong Ambon, Jong Minahasa, Jong Cilebes
Kongres Pemuda II, atau
dikenal sebagai Kongres Pemuda 28 Oktober 1928, dilaksanakan dalam tiga sesi
dan di tiga tempat berbeda oleh penggagasnya, organisasi Perhimpunan
Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI) yang beranggotakan pelajar dari seluruh wilayah
Indonesia. Kongres tersebut dihadiri oleh berbagai wakil organisasi kepemudaan,
yaitu Jong Java, Jong Batak, Jong Cilebes, Jong Sumatranen Bond, Jong
Islamieten Bond, Jong Ambon dan lainnya serta pengamat dari pemuda Tionghoa
seprti Kwee Thiam Hong, John Lauw Tjoan Hok, Oey Kay Siang, dan Tjoi Dijen
Kwie. Rapat pertama, Sabtu 27 Oktober 1928, di Gedung Katholieke Jongenlingen
Bond (KJB) Waterlooplien dulu Lapangan Banteng. Rapat kedua yang dilaksanakan
pada Minggu 28 Oktober 1928, di Gedung Ost-Java Bioscoop, yaitu membahas
masalah pendidikan.
Dalam peristiwa yang
bersejarah tersebut, diperdengarkanlah lagu kebangsaan Indonesia untuk yang
pertama kali yang diciptakan oleh W.R. Soepratman, yakni Lagu Indonesia Raya.
Lagu Indonesia Raya dipublikasikan pertama kali pada tahun 1928 pada media
cetak surat kabar Sin Po dengan
mencantumkan teks yang menegaskan bahwa lagu itu adalah lagu kebangsan. Lagu
itu sempat dilarang untuk perdengarkan
oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda, tetapi karena semangat kemerdekaan
para pemuda terus menyanyikannya.
Bagi bangsa Indonesia Sumpah
Pemuda memiliki nilai yang tinggi yakni sebagai faktor penting persatuan dan
kesatuan Indonesia dalam upaya mencapai kemerdekaan. Sumpah Pemuda telah
menjadi jiwa dan semangat yang terus ada dalam hati para pemuda. Hasil dari keputusan
Kongres Pemuda II yang kemudian dikenal dengan istilah Sumpah Pemuda merupakan
salah satu tonggak sejarah yang penting bagi berdirinya bangsa Indonesia. Nilai
dan semangat lainnya dari Sumpah Pemuda bahwa pada tanggal 28 Oktober 1928 Pemuda-Pemudi
Indonesia telah menyatakan satu tanah air, satu bangsa, satu bahasa yakni
Indonesia. Pernyataan tersebut merupakan bentuk tekad dan semangat perjuangan
rakyat untuk merdeka atau bebas dari kekuasaan kaum penjajah pada saat itu.
Kondisi rakyat-rakyat yang tertindas itulah yang kemudian mendorong para pemuda
pada saat itu untuk membulatkan tekad bersatu demi mengangkat harkat dan
martabat hidup rakyat Indonesia. Tekad inilah yang menjadi komitmen perjuangan
rakyat Indonesia hingga berhasil mencapai kemerdekaannya yaitu pada tanggal 17
Agustus 1945 hingga sampai saat ini.
Semangat Sumpah Pemuda
mencapai puncaknya pada tanggal 17 Agustus 1945 ketika Soekarno-Hatta atas nama
bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaat Indonesia. Sejak saat itu,
Indonesia yang terdiri atas berbagai etnis, agama, dan golongan menjadi bangsa
yang merdeka dan bersatu. Kemerdekaannya memberikan kesempatan bagi bangsa
Indonesia untuk mewujudkan masyarakat yang bersatu, berdaulat, adil, dan
makmur. Walau kini bangsa Indonesia sudah merdeka, tetapi semangat meraih
kemerdekaan dan juga semangat Sumpah Pemuda harus tetap ada didalam diri
masing-masing, demi menjaga kemerdekaan bangsa. Dan begitu juga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia dapat
hancur apabila bangsa Indonesia tidak lagi memiliki semangat bertanah air satu,
berbangsa satu dan berbahasa satu, yaitu Indonesia.
Nilai dan semangat Sumpah
Pemuda dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika adalah kemampuan para pemuda
menyatukan berbagai perbedaan dlam memperjuangkan satu tujuan yakni kemerdekaan
bangsa Indonesia. Contoh penerapan nilai dan semangat Sumpah Pemuda dalam
bingkai Bhinneka Tunggal Ika, antara lain:
1. Pemuda
dan seluruh rakyat Indonesia dari semua golongan harus bersatu dalam berjuang
demi kemajuan bangsa Indonesia.
2. Pemuda
dan seluruh rakyat Indonesia harus mejadikan keberagaman adat dan budaya bukan
sebagai perbedaan tetapi sebagai ptensi untuk kemajuan bersama.
3. Pemuda
dan seluruh rakyat Indonesia menjadikan Pancasila yang didalamnya mengandung
persatuan Indonesia sebagai dasar Neagara dan tidak pernah berkehendak untuk
merubahnya.
4. Bangga
menjadi bangsa Indonesia yang telah dibuktikan dengan ikut serta dalam mengisi
kemerdekaan yang telah diperjuangkan dengan susah payah dengan kegiatan yang
positif.
5. Pemuda
dan seluruh rakyat Indonesia harus mengutamakan kepentingan bangsa dan Negara
maupun kepentingan golongan daripada kepentingan pribadi.
6. Pemuda
dan seluruh rakyat Indonesia harus meningkatkan kepedulian kita terhadap sesama,
minimal diawali dari diri kita sendiri untuk belajar peduli pada sikap dan
perilaku kita pada orang tua, saudara dan lingkungan sekitar.
Beragamnya latar belakang
peserta Kongres Pemuda menunjukkan bahwa pemuda sudah dapat bersatu dan
bergerak untuk mempersatukan bangsa Indonesia. Hal ini seperti dinyatakan dan
digelorakan dalam Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Isi teks Sumpah Pemuda
memiliki peranan yang sangat penting. Melalui Sumpah Pemuda, sikap tanah air,
bangsa dan bahasa dapat diwujudkan untuk bersatunya bangsa Indonesia. Dengan
bersifat kedaerahan, tetapi sifatnya sudah nasional hingga akhirnya kemerdekaan
dapat dicapai. Dari sejarah Sumpah Pemuda ini, dapat kita ambil nilai-nilai
persatuan dan kesatuan bangsa dan membuktikan bahwa ternyata berbagai perbedaan
dapat disatukan. Walaupun Sumpah Pemuda terjadi di zaman dahulu, tetapi ada
nilai-nilai luhur yang masih bisa kita terima dan kita amalkan.nilai-nilai
luhur yang terkandung dalam Sumpah Pemuda adalah sebagai berikut:
a. Cinta
Bangsa dan Tanah Air
b. Persatuan
c. Sikap
Rela Berkorban
d. Mengutamakan
Kepentingan Bangsa
e. Dapat
Menerima dan Menghargai Perbedaan
f. Semangat
Persaudaraan
g. Meningkatkan
Semangat Gotong Royong atau Kerja Sama
Selasa, 20 Februari 2018
PERAN SISWA TERHADAP KEBANGKITAN NASIONAL
PERAN
SISWA TERHADAP KEBANGKITAN NASIONAL
Kebangkitan
nasional adalah bangkitnya para pemuda dan pemudi Indonesia yang peduli untuk
mengubah keadaan yaitu untuk merdeka dan bebas dari para penjajah. Kebangkitan
pendidikan Indonesia saat ini di masa yang akan datang, tidak akan lepas dari
perjuangan para pelopor kebangkitan nasional di masa lalu. Hari
Kebangkitan Nasional memiliki makna, dan sejarah perjuangan bangsa dalam meraih
dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Untuk memahami Hari
Kebangkitan Nasional ini, sebaiknya dimulai dari diri sendiri dengan
memperbaiki diri menjadi lebih baik. Jika generasi muda tidak bisa memahami
Hari Kebangkitan Nasional ini dengan berusaha menjadi lebih baik, maka kualitas
kehidupan berbangsa dan bernegara akan semakin terpuruk, yang terlihat dari
kebodohan, kemiskinan, dan angka pengangguran yang makin meningkat. Perjuangan bangsa Indonesia kini tidak lagi bersifat kedaerahan, tapi bersifat nasional. Perjuangan
dilakukan dengan cara membuat berbagai organisasi modern, salah satunya yaitu Budi
Utomo, dimana sejak berdirinya
Budi Utomo merupakan awal kesadaran
nasionalisme pada masyarakat. Oleh karena itu, semangat
kebangsaan, semangat persatuan dan kesatuan bangsa yang mengantarkan Indonesia
mencapai tonggak sejarah yang paling harus kita jaga dan kita pertahankan. Generasi muda
khususnya pelajar dan mahasiswa mempunyai pengaruh yang besar pada kemajuan dan
kebangkitan suatu bangsa. Peran kita sebagai pelajar dan generasi muda terhadap
kebangkitan nasional adalah sudah selayaknya kita mampu berpikir kedepannya
agar menjadi lebih baik lagi di masa depan dan membuat Bangsa Indonesia tetap
merdeka. Ketika bangsa Indonesia masih dijajah oleh bangsa-bangsa asing para
pejuang rela mengkorbankan seluruh tenaga dan pikiran mereka dan bekerjasama
menyusun rencana-rencana demi untuk mengalahkan bangsa asing dan memerdekakan bangsa
Indonesia. Dengan demikian, kita harus menghargai dan menghormati para pahlawan
yang sudah berjasa pada tanah air kita.
Sebagai pelajar banyak sekali cara menghargai
jasa para pahlawan, salah satunya yaitu dibidang pendidikan sekolah, rumah,
atau masyarakat.
Ada
berbagai contoh peranan kita sebagai pelajar terhadap kebangkitan nasional,
yaitu dengan cara giat belajar dengan sungguh-sungguh yang bisa membuat
generasi yang akan datang menjadi pintar dan cerdas. Karena pada hakikatnya
peran dari seorang siswa adalah untuk menuntut ilmu. Prestasi tersebut bukan
hanya akan menjadi kebanggan bagi Bangsa dan Negara. Yang demikian hal tersebut
dapat membuat bangsa Indonesia tidak mudah dijajah lagi karena rakyat-rakyatnya
yang cerdas dan tidak mudah dibohongi oleh bangsa asing. Selain menimba ilmu kita
sebagai pelajar juga harus mematuhi semua peraturan yang ada, karena dimanapun
kita berada pasti terdapat peraturan yang wajib kita patuhi. Terutama di
sekolah, karena seorang pelajar adalah tugasnya belajar dan menuntut ilmu.
Sekolah adalah salah satu tempat untuk kita menimba ilmu, ilmu yang menjadi
bekal kita nanti. Sebagai siswa siswi sekolah kita harus mematuhi peraturan
yang sudah disepakati bersama dan juga menghormati guru. Karena guru adalah
orangtua kedua kita, ia juga orang yang telah berjasa meluangkan waktu mereka
untuk membimbing kita dengan penuh kesabaran dan dengan harapan agar kelak kita
bisa menjadi orang yang berguna bagi agama, nusa dan bangsa, dengan menghormati
guru juga merupakan salah satu peran pelajar terhadap kebangkitan nasional dan
menghargai jasa para pahlawan. Seorang guru harus memberi teladan atau contoh tindakan
baik ditengah atau diantara murid, guru harus menciptakan ide dan dari belakang
seorang guru harus bisa memberikan dorongan dan arahan. Cara menghormati guru
ada banyak hal, diantaranya yaitu mendengarkan dan melaksanakan nasihat-nasihat
Nya, menyimak dan tidak mengobrol dengan temn ketika guru sedang menerangkan
materi, mengumpulkan tugas sekolah tepat waktu, bersalaman dan menegur sapa
dengan santun ketika bertemu, dan masih banyak lagi. Untuk itu dalam kegiatan
belajar mengajar ditanamkan semangat perjuangan sekaligus cinta terhadap tanah
air. Dengan tertanamnya jiwa kebangsaan itu, para pemuda Indonesia nantinya
akan dapat diandalkan sebagai pemimpin yang memperjuangkan kemerdekaan. Perwujudan semangat belajar dan patriotisme yang berupa sikap rela berkorban untuk kepentingan tanah air, bangsa dan
negara sebagai tempat hidup dan kehidupan dengan segala apa yang dimiliki, akan memperkuat pertahanan dan keamanan
nasional.
Contoh
lain peran pelajar terhadap kebangkitan Nasioal adalah menjaga persatuan dan
kesatuan Indonesia, yaitu dengan cara adanya kesadaran untuk memupuk rasa
kemanusiaan di dalam diri sendiri dan jika ada masalah kita harus
menyelesaikannya dengan solusi atau bersifat damai dan menghindari jalur
pertengkaran yang mana bisa membuat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia
menjadi terpecah belah sehingga memberi peluang kepada penjajah untuk menjajah bangsa
Indonesia. Cita-cita nasionalisme harus ditumbuhkembangkan. Kemerdekaan tidak
mungkin tercapai apabila persatuan dan kesatuan pada masyarakyat tidak dapat
diwujudkan. Golongan terpelajar meyakini bahwa cita-cita kemerdekaan
baru dapat diwujudkan bila nasionalisme telah tumbuh dan berkembang di
Indonesia. Yang telah diperjuangkan para pemuda dalam mendorong Kebangkitan Nasional
1908 akan semakin berarti apabila kita sebagai generasi penerus bangsa mampu memberikan
prestasi di berbagai bidang. Pada saat ini, upaya memperingati Kebangkitan
Nasional 1908 merupakan cara kita untuk mengingat dan menjadi pendorong agar
Indonesia bangkit kembali untuk membangun Indonesia yang maju serta dapat
sejajar dengan Negara lain di dunia. Kita sebagai siswa atau pelajar sudah
seharusnya kita bangga dan mensyukuri atas prestasi yang diraih sebagai
perwujudan rasa cinta tanah air (nasionalisme). Rasa nasionalisme yang tinggi
akan membawa kita menjadi bangsa yang lebih baik dengan terus berkarya dan
membangun kebanggan untuk bangsa dan negeri tercinta Indonesia.
Sebagai
siswa kita juga harus menerapkan sikap rela berkorban dalam diri sendiri dikehidupan
sehari-hari, agar kita bisa meneladani sikap para pahlawan pada saat masa
perang dan dapat menumbuhkan cinta terhadap tanah air yang bermanfaat bagi kita
sendiri dan masyarakat. Saling bekerja sama antar siswa dalam suatu kelompok
untuk mengerjakan sesuatu dan mencapai tujuan bersama juga termasuk salah satu
peran kita sebagai siswa terhadap kebangkitan nasional. Dengan adanya kerja
sama tersebut para siswa dapat menumbuhkan sikap mandiri dan empati terhadap
orang lain dan juga menghindari dari sikap egois atau memikirkan diri sendiri.
Ada beberapa siswa yang melanjutkan pendidikannya ke luar negeri, dalam keadaan
itu para siswa tersebut juga memiliki peran tersendiri terhadap kebangkitan nasional
yang dimana mereka harus memiliki sikap patriotisme, yaitu sikap bangga
terhadap bangsa Indonesia. Dimanapun kita berada kita harus memiliki sikap
cinta tanah air dengan begitu orang asing pun dapat menilai kita dengan positif
dan mereka tidak berani untuk semena-mena merendahkan bangsa Indonesia karena pelajar-pelajarnya
yang memiliki sikap patriotisme tersebut.
Intinya
adalah kita sebagai siswa siswi Indonesia mempunyai banyak sekali peran
dikehidupan sehari-hari sebagaimana status kita adalah seorang pelajar. Seorang
pelajar memiliki kewajiban tersendiri yakni belajar dengan sungguh-sungguh dan
lain sebagainya yang bersangkutan terhadap kebangkitan nasional, dan juga bisa
membuat nama baik kita dan bangsa Indonesia. Selain itu, masyarakat secara umum
masih banyak yang tidak memiliki sikap disiplin terhadap tata etika dan aturan
formal kehidupan bernegara di negeri ini sehingga banyak melahirkan budaya
kolusi atau kongkalingkong dengan pejabat. Nah, sikap inilah yang harus segera
diperbaiki pada generasi yang akan datang terhadap kebangkitan nasional. Dan dengan
lahirnya generasi yang baik dapat membuat bangsa Indonesia akan menjadi semakin
baik lagi kedepannya.
Langganan:
Postingan (Atom)
SUMPAH PEMUDA DALAM BINGKAI BHINNEKA TUNGGAL IKA
SUMPAH PEMUDA DALAM BINGKAI BHINNEKA TUNGGAL IKA Perubahan di berbagai belahan dunia banyak dipelopori oleh pemuda. Negara...
-
SUMPAH PEMUDA DALAM BINGKAI BHINNEKA TUNGGAL IKA Perubahan di berbagai belahan dunia banyak dipelopori oleh pemuda. Negara...
-
PERAN SISWA TERHADAP KEBANGKITAN NASIONAL Kebangkitan nasional adalah bangkitnya para pemuda dan pemudi Indonesia yang peduli untuk m...